Dewasa ini smartphone bukan lagi barang mewah. Hampir setiap orang baik dari kalangan menengah atas maupun bawah, mampu membelinya. Smartphone masa kini didominasi oleh Android dan iOS. 

Mereka tak hanya menawarkan layanan telepon dan sms saja. Melainkan melakukan hampir semua kegiatan yang bisa kita lakukan di komputer. Contoh umumnya, di komputer kita bisa browsing, maka di smartphone pun demikian. Saat ini lebih banyak generasi muda digital natives pertama kalinya berkenalan dengan internet via smartphone daripada via komputer.
Untuk mempermudah pengguna smartphone dalam berinteraksi dengan layanannya, banyak perusahaan  mengembangkan sebuah aplikasi terpisah yang bisa dipasang melalui Play Store/App Store. Aplikasi mobile native memiliki banyak kelebihan di antaranya:
  • Terpusat – aplikasi apapun bisa dicari di Play Store/App Store.
  • Berkerja tanpa internet – aplikasi mobile native bisa berjalan dengan baik tanpa perlu terhubung dengan internet.
  • Memiliki akses hardware – aplikasi mobile native dapat memaksimalkan semua fitur perangkat keras yang dimiliki oleh smartphone.
  • Cepat – karena aplikasi mobile native terintegrasi sempurna dengan sistem smartphone. Ia mampu memaksimalkan seluruh fitur perangkat keras yang dimiliki sehingga performa aplikasi mobile native menjadicepat.
  • Berinteraksi dengan aplikasi lain – aplikasi mobile native di smartphone punya  mekanisme khusus yang dipersiapkan pengembang sistem operasi  agar bisa  berinteraksi langsung dengan aplikasi lain yang sedang terpasang.
Apabila kita bandingkan dengan aplikasi berbasis web, aplikasi mobile native memiliki lingkungan dan teknik pengembangan yang berbeda. Oleh karena itu, meski sebuah perusahaan sudah punya aplikasi berbasis web yang menunjang bisnisnya, manakala ingin membuat aplikasi berbasis mobile nativenya, mereka akan membutuhkan programmer tambahan. Programmer baru ini akan membuat dan mengelola aplikasi mobile native tersebut Hal ini tentu akan meningkatkan pengeluaran perusahaan . 

Mengenal Progressive Web App

Istilah Progressive Web App diperkenalkan oleh Alex Russel, salah seorang Google Chrome engineer, dan Frances Berriman, desainer yang bekerja untuk Google pada tahun 2015. Google mendefinisikan PWA sebagai berikut:
Progressive Web Apps use modern web capabilities to deliver an app-like user experience. They evolve from pages in browser tabs to immersive, top-level apps, maintaining the web’s low friction at every moment.
Tujuan utama PWA ialah untuk memungkinkan web developer mengubah web yang sudah ada agar bisa berperilaku layaknya aplikasi mobile native tanpa melakukan banyak perubahan atau menambah programmer khusus. Tujuan ini bisa dicapai berkat kumpulan teknologi web. Ia bisa memanfaatkan kelebihan-kelebihan web dan aplikasi mobile native sekaligus. Kumpulan teknologi ini memungkinkan aplikasi web tradisional untuk bisa diakses tanpa koneksi internet (offline), bisa dipasang di homescreen seperti aplikasi mobile native, bisa melakukan sinkronisasi data ke server, bisa mengirim push notification, dan-lain lain. Seperti ini karakteristik sebuah PWA:
  • Progresif – Bekerja untuk setiap pengguna. Tak peduli apapun browsernya, tidak masalah. Pasalnya, PWAs dibangun dengan peningkatan progresif sebagai konsep intinya.
  • Responsif – Cocok dengan setiap faktor bentuk: perangkat desktop, seluler, tablet, atau apa saja yang muncul berikutnya.
  • Konektivitas independen – Disempurnakan dengan service worker agar bisa bekerja offline atau pada jaringan berkualitas-rendah.
  • Seperti-Aplikasi – Terasa seperti sebuah aplikasi untuk pengguna dengan interaksi dan navigasi bergaya-aplikasi karena mereka dibangun di atas model shell application.
  • Fresh – Selalu terkini berkat proses pembaruan service worker.
  • Aman – Disediakan melalui HTTPS untuk mencegah snooping dan memastikan materi belum dirusak.
  • Dapat ditemukan – Dapat diidentifikasi sebagai “aplikasi” berkat manifes W3C dan cakupan registrasi service worker. Ini memungkinkan mesin telusur untuk menemukannya.
  • Re-engageable – Dengan fitur pemberitahuan seperti push notification, dapat mengajak (engaged) kembali pengguna untuk menggunakan aplikasi.
  • Dapat dipasang – Memungkinkan pengguna untuk “menyimpan” aplikasi yang mereka anggap paling berguna di layar beranda tanpa kerumitan application store.  
  • Bisa ditautkan – Dapat dengan mudah dibagikan melalui URL. Pemasangannya pun mudah.
progressive web apps

Studi Kasus PWA

Meski masih tergolong teknologi baru, sudah banyak website kelas dunia yang menerapkan PWA. Anda bisa melihat daftar situs tersebut di  yang sudah menerapkan PWA di PWA.rocks dan Google Web Case Studies. Berikut beberapa nama yang mungkin sudah Anda kenal:
  • Twitter Lite – Salah satu situs sosial media terbesar dunia.
  • Pokedex – contoh aplikasi PWA berisi mini ensiklopedia dari karakter spesies Pokemon.
  • BookMyShow – Situs pemesanan tiket (bioskop, konser, dan event lain) asal India.
  • Telegram Web – Salah satu aplikasi messaging terbesar dunia.
  • Wego – Situs penyedia layanan travel.
  • Alibaba – Alibaba adalah situs penjualan business-to-business (B2B) online terbesar di dunia.
  • BaBe – Situs kurasi artikel berbahasa Indonesia.
Kamu bisa mencoba beberapa aplikasi di atas dengan membukanya di browser Chrome di smartphone agar tergambar di kepala bagaimana bentuk jadi  sebuah aplikasi PWA
Avatar photo

By clasnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *