Pernahkah Anda membagikan kuesioner dengan tujuan mendapatkan umpan balik bagi proyek yang sedang Anda garap?
JIka pernah membuat kuesioner, maka hasil umpan baliknya secara umum dikategorikan sebagai data kualitatif. Sebuah kuesioner umumnya berisi pertanyaan seputar pendapat, saran, atau apa saja yang perlu diperbaiki dari sebuah produk atau pengalaman. Data yang ingin didapatkan merujuk pada kualitas sebuah objek yang menghasilkan umpan balik berupa kalimat pernyataan verbal.
Masih ingat dengan contoh gambar bola tenis di materi sebelumnya? Jika ingin mendapat data kualitatif seputar bola tenis tersebut, kita bisa melihat sisi kualitas, tekstur bola, warna, dan bentuknya. Sehingga dari gambar bola tenis tersebut didapatkan data kualitatif seperti berikut:
Warna | Kuning |
Kondisi | Baru |
Tekstur | Soft |
Bentuk | Bulat |
Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa data kualitatif adalah data yang bergantung pada kualitas sebuah objek dan dideskripsikan dalam bentuk kata, gambar, atau simbol. Selain itu, data kualitatif bisa bersifat subjektif karena hasilnya dapat diartikan dengan persepsi berbeda apabila dibaca atau dilihat orang lain. Sederhananya dengan kasus bola tenis tadi, ada orang yang melihat dengan warna hijau dan ada pula yang kuning.
Apakah Data Kualitatif itu Penting?
Data kualitatif saling erat hubungannya dengan data kuantitatif sehingga saling melengkapi satu sama lain. Data ini penting untuk menentukan sebuah karakteristik, kebiasaan atau ciri-ciri lainnya.
Apakah Anda pernah membeli nasi goreng di sebuah warung langganan favorit? Nah, saat pertama kali datang membeli nasi goreng, Anda mengatakan, “Beli nasi goreng satu tapi tanpa telur, ya.”
Setelah Anda menunggu, kemudian penjual nasi goreng datang dengan membawakan Anda seporsi nasi goreng tanpa telur. Hari demi hari berlalu dan Anda pun sudah enam kali datang ke warung tersebut dengan pesanan menu yang sama yaitu nasi goreng tanpa telur.
Kemudian pada hari ke-7 saat Anda datang kembali ke warung tersebut si penjual nasi goreng menanyakan pada Anda, “Mau pesan nasi goreng tanpa telur ya, mas?” Dengan senyum di wajah, pasti Anda langsung mengiyakan dan duduk manis di kursi tunggu sambil menunggu makanan datang. Pasti dalam hati Anda merasa puas karena si penjual nasi goreng sudah hafal dengan pesanan sehingga Anda jadi berlangganan di sana. Nah, dari cerita tersebut si penjual mendapatkan data kualitatif berupa siapa pelanggan mereka, menu apa yang sering dipesan, dan kebiasaan apa yang sering dilakukan pelanggannya dalam memesan makanan misal seperti tanpa telur, pedas, atau nasinya setengah saja.
Dari cerita tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa data kualitatif, misalnya data yang bersifat verbal, dapat dengan mudah dicerna oleh manusia, sehingga lebih mudah dalam mengidentifikasi dan menghasilkan pemecahan masalah yang tepat.
Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Pengumpulan data kualitatif bersifat eksploratif karena melibatkan analisis dan penelitian. Metode ini digunakan untuk mendapatkan wawasan, penjabaran, serta motivasi sehingga Anda dapat lebih memahami penelitian yang sedang dilakukan. Data kualitatif termasuk jenis data yang tidak dapat diukur, maka dari itu ia lebih mengarah ke preferensi metode pengumpulan data yang terstruktur. Berikut adalah beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif:
- Wawancara
Metode ini paling umum digunakan untuk memperoleh data kualitatif. Dalam proses wawancara biasanya pihak yang diwawancarai akan menjawab pertanyaan yang diajukan. Jawaban-jawaban dari peserta wawancara dapat berupa deskripsi diri, kemampuan yang dimiliki, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya. Dalam pengumpulan data kualitatif biasanya pertanyaan tidak selalu terstruktur atau terkesan spontan karena ingin mendapatkan jawaban yang mencerminkan karakter dari peserta wawancara. - Kelompok Diskusi
Metode ini lebih mirip seperti forum diskusi yang diadakan oleh 5-10 orang. Terdapat seorang moderator yang bertugas mengatur jalannya diskusi serta mencatat pokok bahasan penting. Misalnya, ada seorang peneliti sedang mempelajari tentang cara meningkatkan kualitas tanaman padi. Maka, peneliti tersebut mengundang para -pakar pertanian, ahli di bidang pangan, dan lainnya yang berhubungan dengan tanaman padi. Nah, dari sana peneliti akan mendapatkan insight lebih dari para ahli di bidangnya sehingga data penelitian yang didapatkan lebih terarah dan tepat. - Metode Pengamatan atau Observasi
Dalam metode pengamatan, seorang peneliti yang ingin memperoleh data dari responden harus langsung terjun ke lapangan untuk mengamati dan mencatat informasinya. Misalnya, ada seorang peneliti ingin meneliti pola belajar siswa di sebuah sekolah. Maka peneliti tersebut dapat langsung terjun ke dalam lingkungan sekolah dengan mengamati perilaku siswa dalam belajar, proses belajar mengajar, dan lain sebagainya.
Analisis Data Kualitatif
Menganalisis data merupakan hal yang sangat penting. Pasti Anda tidak ingin banyak waktu guna mendapat data / informasi jadi berakhir sia-sia karena analisis yang kurang tepat. Namun perlu dicatat bahwa tidak ada aturan baku untuk menganalisis data kualitatif. Apa pasal? Jawabnya, semuanya bermula dari memahami data yang telah kita dapatkan dengan benar . Berikut dua pendekatan utama dalam analisis data kualitatif yang dapat Anda terapkan:
- Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif didasarkan pada struktur yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam hal ini, seorang peneliti dapat menggunakan pertanyaan yang telah disusun sebagai panduan untuk menganalisis data. Pendekatan ini lebih cepat dan mudah digunakan ketika seorang peneliti memiliki gagasan yang sesuai dengan kemungkinan respon dari populasi sampel. - Pendekatan Induktif
Sebaliknya, pendekatan induktif tidak berdasar pada struktur atau kerangka aturan yang sudah dibuat. Pendekatan ini lebih menyita waktu yang cukup besar karena dibutuhkan analisis menyeluruh pada data kualitatif. Pendekatan induktif sering digunakan ketika seorang peneliti sedikit atau bahkan tidak sama sekali memahami hasil penelitian.
Langkah-langkah analisis data kualitatif
- Siapkan dan kelompokkan data
Setelah Anda mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti teks, rekaman suara, video, atau informasi lain, mulailah mengelompokkan data-data tersebut. Tuliskan ke dalam bentuk teks sehingga Anda lebih mudah dalam menganalisis data. - Review kembali datanya
Sekarang data Anda sudah dikelompokkan dengan baik, kemudian Anda dapat membaca kembali semua data. Mungkin saja perlu dilakukan beberapa kali untuk memahami seluruh isinya. Tak apa. Pada saat membaca ulang apabila terpikirkan sebuah ide ataupun pertanyaan, catat terlebih dahulu saja ya. - Tandai poin-poin penting
Pada setiap data tandai poin-poin pentingnya. Penandaan bisa menggunakan blok stabilo, tambahan komentar atau apa pun yang bisa membantu Anda dalam menandai poin-poin penting dalam data.
Misalnya terdapat 5 data penelitian tentang pola belajar dari siswa yang berprestasi di kelasnya. Berikut ini adalah hasilnya:
– Orang tua selalu mendampingi anaknya untuk belajar di rumah pada pukul 19.00 sampai 20.00.
– Orang tua mempercayakan anaknya untuk belajar di lembaga bimbingan belajar seminggu sekali.
– Anak aktif eksplorasi dan mencari penyelesaian masalah dari berbagai sumber.
– Orang tua memberikan anaknya waktu fleksibel dalam bermain untuk menghindari stress dalam belajar namun tetap dibatasi waktunya kecuali hari Sabtu dan Minggu.
– Orang tua menjauhkan anaknya dari gawai saat belajar dan memperbolehkan anak bermain gawai setelah selesai belajar. - Tinjau ulang poin-poin yang telah dibuat dan gabungkan menjadi tema
Anda perlu meninjau ulang poin-poin di atas untuk memastikan kembali apakah sudah sesuai atau masih perlu revisi. Selain itu apabila pada langkah kedua sebelumnya sudah terlontar beberapa pertanyaan, sesuaikan dan usahakan pertanyaan tersebut terjawab oleh poin penting yang sudah Anda tandai di langkah ketiga. Misal Anda sudah membuat pertanyaan sebagai berikut:
– Bagaimana peran orang tua terhadap proses belajar anak?
– Apakah anak hanya belajar melalui buku pelajaran saja?
Nah, setelah memastikan poin yang ditandai sesuai dengan pertanyaan awal yang dicatat, maka data dapat digabungkan ke dalam blok-blok warna dari poin-poin yang sudah ditandai. Misalnya:
– Warna orange menandakan perilaku orang tua terhadap anak.
– Warna biru menandakan perilaku anak dalam belajar.
– Warna hijau menandakan metode belajar yang dilakukan.
– Warna merah menandakan waktu istirahat anak dalam belajar. - Menyimpulkan data
Langkah terakhir yang dilakukan adalah membuat kesimpulan dari data. Berdasarkan contoh di atas bisa disimpulkan bahwa pola belajar siswa yang berprestasi di kelas dapat dilihat dari beberapa faktor seperti dari orang tua dan kemampuan anak itu sendiri. Terkadang muncul persepsi bahwa siswa yang berprestasi selalu mengisi hari-harinya dengan belajar. Namun, berdasarkan hasil penelitian, selain motivasi dari dalam diri siswa seperti kemampuan eksplorasi, faktor eksternal dari orang tua juga penting dalam mendukung proses belajar.
Orang tua memantau sendiri proses belajar anaknya di rumah atau mempercayakan untuk belajar di lembaga bimbingan belajar (bimbel). Selain proses belajar, orang tua juga memberikan waktu anak yang fleksibel dalam bermain untuk menghindari stres. Namun, masih dibatasi seperti pada saat belajar dilarang membawa gawai kecuali setelah selesai atau saat akhir minggu.
Dalam penyampaian kesimpulan usahakan sesuai dengan audiens, tujuan penelitian, dan konten lainnya yang menceritakan kisah penting di balik data Anda